Selasa, 13 Agustus 2019

Manfaat Buah Merah Untuk Mencegah Penyakit Degeneratif

Papua adalah provinsi paling timur Indonesia yang menyimpan berbagai kekayaan alam berlimpah. Dengan beraneka ragam jenis flora dan faunanya menjadikan Papua sebagai provinsi yang eksotis. Salah satu kekayaan hayati yang dapat ditemukan di Papua adalah buah merah, yang sejak dulu telah diketahui manfaatnya oleh masyarakat khususnya yang tinggal di pegunungan Jayawijaya, Nabire, dan Manokwari.

Masyarakat Papua  percaya akan khasiat buah merah yang bernama latin Pandanus conoideus Lanm ini untuk menyehatkan janin sehingga bayi yang dilahirkan menjadi sehat, selain itu buah merah diyakini dapat mencegah kebutaan dan meningkatkan kekebalan tubuh.

Bentuk buah merah hampir menyerupai segitigia atau trapesium dengan ukuran 35-80 cm. Ukuran tangkal buah makin  keujung makin kecil. Keseleruhan bentuknya hampir mirip dengan cempedak.

Betakaroten

Masyarakat papua sebenarnya lebih memanfaatkan buah merah sebagai sumber minyak makan pengganti minyak kelapa/kelapa sawit, penyedap dan bahan pewarna produk makanan. Pelitian I Made Budi, IPB ( 2001) menunjukkan buah merah yang telah dijadikan minyak mengandung betakaroten yang tinggi (378 ppm), tokoferol atau vitamin E (10,319 ppm) dan beberapa komponen kimiawi lainnya seperti asam oleat/omega-9 (56,2 %).

Beta karoten adalah senyawa pencegah penyakit degeneratif, seperti jantung koroner, stroke dan kanker. Dalam hali ini beta karoten berfungsi untuk mencegah terjadinya penumpukan plak pada pembuluh darah (arteri), sehingga aliran darah baik yang kejantung maupun otak bisa berlangsung lancar tanpa sumbatan.

Sebuah penetian di Johns Hopkisns University mengungkapkan bahwa orang yang mengonsumsi cukup betakaroten memiliki risiko empat kali lebih rendah menderita kanker paru-paru. Konsumsi beta karoten 30-60 mg setiap hari selama dua bulan membuat tubuh memiliki sel-sel pembunuh alami lebih banyak, sel-sel T helpers, dan limfosit yang lebih aktif. Bertambahnya sel pembunuh alami ini sangat penting untuk melawan kanker.

Vitamin E

Selain kaya beta karoten minyak buah merah, juga mengandung tokoferol (vitamin E) dalam jumlah tinggi. Selama ini kita lebih banyak mengetahui vitamin E bermafaat untuk kesehatan kulit, padahal fungsi vitamin E ternyata juga berkaitan dengan pencegahan penyakit degeneratif.

Vitamin E diketahui dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh. Konsumsi vitamin E yang cukup akan bermanfaat untuk pembentukan antibodi, dan sekaligus mengurangi morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian). Dengan hal itu vitamin E akan mamapu mencegah pembentukan karsinogen (pencetus kanker) atau menghambat karsinogen merusak sel-sel targetnya sehingga kerusakan sel akibat kanker dapat dihindari.

Vitamin E adalah jenis antioksidan yang larut dalam minyak (lemak) dengan demikian ia akan bekerja secara baik di bagian tubuh yang banyak mengandung lemak, seperti pada sistem kekebalan tubuh, otak, dan pembuluh-pembuluh arteri. Bila radikal bebas sampai menyerang bagian-bagain tubuh tersebut maka terjadilah kerusakan-kerusakan sel. Fungsi vitamin E adalah seperti pemadam kebakaran yang akan mematikan serbuan radikal bebas tersebut.

Fungsi vitamin E dalam pencegahan penyakit jantung koroner juga telah dibuktikan oleh peneliti yang mengkaji keterkaitan vitamin E dengan kolesterol LDL (jahat). Dilaporkan bahwa kolesterol LDL akan menyumbat pembuluh darah bila telah melalui tahap peroksiadsi. D sini vitamin E berperan menonjol dalam menghalagi terjadinya tahapan peroksidasi.

Asam oleat
Minyak buah merah juga mengandung kadar asam oleat yang tinggi (56,2 %), menyaingi minyak makan komersial seperti minyak kelapa, minyak sawit ataupun minyak jagung.  Mungkin hanya minyak zaitun yang mengalahkan minyak buah merah dalam hal kandungan asam oleat.

Asam oleat atau omega-9 memiliki daya perlindungan tubuh yang mampu menurunkan kolesterol LDL dan meningkatkan koleseterol baik HDL. Asam oleat diketahui juga dapat menghambat stimulasi senyawa eicosanoids, penyebab pertumbuhan sel kanker pada binatang percobaan.

Kedepannya tantangan terberat adalah masalah budi daya buah merah, hingga buah berkhasiat ini ini tidak lagi hanya sekedar menjadi tanaman liar. Diperlukan upaya sungguh-sungguh dan riset lebih dalam bidang agronomi agar buah dapat dijadikan tanaman yang lebih komersial yang manfaatnya dapat dirasakan oleh lebih banyak orang.  (ak/kmp)

Artikel Terkait