Rabu, 29 Mei 2019

Mengenal Gejala-gejala Bipolar Disorder dan Pengobatannya

Bipolar disorder atau penyakit bipolar adalah jenis penyakit psikologi, yang ditandai dengan perubahan mood/suasana hati yang sangat ekstrim. Suatu ketika seorang penderita bipolar disorder, bisa merasa sangat antusias dan bersemangat (mania). Namun lain waktu, ia bisa tiba-tiba menjadi sangat pesimis, putus asa, bahkan sampai mempunyai keinginan untuk bunuh diri (depresi). Bagi pengidap penyakit bipolar akut, dua mood yang bertolak belakang ini bahkan bisa dialami secara bergantian setiap harinya.

Prevalensinya penyakit  yang dulu disebut manik depresif ini cukup tinggi, yaitu sebesar 1-2 % dari populasi. Apabila tidak mendapat penanganan yang tepat, angka kematian penderita bipolar disorder bisa meningkat 2,5 kali lipat dalam setahun. Penyebab kematian tertinggi disebabkan oleh bunuh diri. Sekitar 25 % penderita bipolar pernah berupaya bunuh diri minimal sekali seumur hidup.

Penyakit bipolar seringkali berkembang pada akhir masa remaja seseorang atau pada tahun-tahun awal masa dewasa. Paling sedikit setengah dari semua kasus-kasus mulai sebelum umur 25 tahun. Beberapa orang-orang mempunyai gejala-gejala pertama mereka selama masa kanak-kanak, sementara yang lain mungkin mengembangkan gejala-gejala jauh sesudahnya.

Faktor penyebab Bipolar Disorder

Gangguan ini bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor, salah satunya adalah gen. Seseorang yang lahir dari orang tua yang salah satunya merupakan pengidap bipolar disorder memiliki resiko mengidap penyakit yang sama sebesar 15%-30% dan bila kedua orang tuanya mengidap bipolar disorder, maka 50%-75%. anak-anaknya beresiko mengidap bipolar disorder

Faktor penyebab bipolar disorder lainnya adalah terganggunya keseimbangan cairan kimia utama (seperti norepinephrin, dopamine, dan serotonin) di dalam otak. Sebagai contoh, ketika seorang pengidap bipolar disorder dengan kadar dopamine yang tinggi dalam otaknya akan merasa sangat bersemangat, agresif, dan percaya diri. Namun  ketika cairan kimia utama otak itu menurun di bawah normal, penderita akan merasa tidak bersemangat, pesimis, dan bahkan berkeinginan untuk bunuh diri.

Faktor eksternal lingkungan dan psikologis juga diyakini sebagai faktor penyebab bipolar disorder. Penderita penyakit ini cenderung sebelumnya mengalami pengalaman buruk  dalam hubungan antar perseorangan seperti putus cinta, kematian orang tua atau sahabat. Bisa juga karena mengalami kegagalan dalam pencapaian tujuan hidup seperti tidak lulus sekolah dan dipecat dari pekerjaan.

Selain penyebab diatas, alkohol, penyalah gunaan obat-obatan, dan riwayat penyakit lain yang diderita seperti pernah didiagnosis hiperaktif (ADHD) semasa kanak-kanak juga dapat memicu munculnya bipolar disorder.

Tanda-tanda dan gejalanya

Tanda-tanda dan gejala bipolar disorder dapat terlihat sangat berbeda pada orang yang berbeda. Hal ini tergantung dalam jenis mood episodes (episode-episode suasana hati) yang ia derita yaitu mania dan depresi. Adakalanya, episode suasana hati penderita mencakup gejala-gejala dari keduanya. Ini disebut keadaan campuran (mixed state). 

Saat mengalami episode mania, penderita merasakan sensasi bahagia, optimis berlebihan, melakukan aktivitas lebih dari biasa, sangat bertenaga, kurang kebutuhan untuk tidur, banyak ide, cerewet tak terkendali dan sulit diinterupsi. Penderita dalam episode ini juga ditandai dengan tindakan yang berbahaya tanpa perhitungan matang. Aktivitas psikomotor dan dorongan seksual juga meningkat.

Pada episode depresi, penderita mengalami gangguan tidur (insomnia), gangguan selera makan, perasaan cemas yang berkepanjangan, sering menangis atau ingin menangis tanpa alasan yang jelas, merasa sunyi dan hampa serta muncul keinginan bunuh diri. Seringkali penderita jadi tidak rapi penampilannya, kurang peduli kebersihan, berbicara lambat, hampir tak punya inisiatif dan tak lagi berminat pada sesuatu yang tadinya disukai.

Namun ada juga saat tertentu, penderita mengalami episode campuran (mania dan depresi). Suatu saat mungkin ia merasakan energi yang berlebihan, tidak bisa tidur, banyak ide-ide yang berlalu-lalang di kepala, agresif (mania). Akan tetapi, beberapa jam kemudian, keadaan itu berubah menjadi sebaliknya (depresi). Hal itu terjadi bergantian dan berulang-ulang dalam waktu yang relatif cepat.
    
Pengobatan untuk Bipolar Disorder

Meskipun bipolar disorder termasuk gangguan kejiwaan yang bersifat kronik, serius dan sering berpotensi fatal (bunuh diri), gangguan ini sesungguhnya dapat diobati. Dengan penatalaksanaan yang lengkap, berkesinambungan dan komprehensif, maka penderita gangguan bipolar akan dapat nyaman menikmati kehidupannya.

Penyakit bipolar dapat dirawat dengan kombinasi dari terapi psikologis dan obat. Tahap pertama dari setiap orang yang mengidap penyakit ini adalah diagnosa dari psikiater sebelum terapi atau obat diberikan. Lithium (Eskalith, Lithobid) adalah obat yang paling umum diresepkan untuk orang-orang dengan penyakit bipolar. Pasien juga dapat diobati dengan obat antipsikotik terutama untuk episode mania.

Bipolar disorder adalah penyakit jangka panjang yang harus dikelola secara hati-hati sepanjang kehidupan seseorang. Oleh karena itu, perawatan yang dilakukan harus selalu mendapat dukungan dari keluarga dan teman dan mencari pemahaman apa yang diakibatkan penyakit ini kepada orang yang mereka cintai dan mengapa mereka memperlihatkan tingkah laku seperti itu. (ez/psp)

Artikel Terkait