Minggu, 17 November 2019

Lutein dan Zeaxathin, Antioksidan Pencegah Katarak

Menurut data WHO (Organisisi Kesehatan Dunia), saat ini terdapat 180 juta penduduk dunia mengalami cacat penglihatan, dimana 40-45 juta diantaranya tidak dapat melihat atau buta. Sembilan dari 10 penderita kebutaan tersebut berada di negara miskin atau berkembang, terutama negara-negara Afrika dan Asia Selatan atau Asia tenggara.

Di Indonesia sendiri diperkirakan 3,1 juta jiwa penduduknya mengalami kebutaan. Penyebab utama kebutaan tersebut di Indonesia adalah katarak (45 %). Penyebab lainnya antara lain karena glaucoma, diabetes mellitus dan trauma (37,5 %): trachoma (12,5 %) dan onchocerciasis atau river blindness (0,6 %).

Katarak adalah istilah medis untuk keadaan keruh pada lensa mata. Lensa mata terutama disusun oleh air, protein dan lipid. Karena berbagai kelainan, protein tersebut bisa memperkeruh atau menutupi bagian kecil pada lensa hingga akhirnya tak berfungsi lagi. Tanda-tanda katarak antara lain penglihatan kabur, cahaya lampu kelihatan terlalu terang pada malam hari, dan warna tampak pudar.

Para ahli yakin bahwa katarak disebabkan oleh banyak faktor, baik secara sendiri-sendiri atau bersamaan. Salah satu penyebabnya adalah perubahan protein dan lipid pada lensa mata karena pertambahan usia. Hal ini sesuai dengan fakta bahwa pada umumnya katarak terjadi pada orang lanjut usia.

Lutein dan Zeaxanthin

Berbagai penelitian terbaru mengungkapkan katarak dapat ditunda dan dicegah dengan  pola hidup sehat dengan konsumsi makananan kaya antiosidan. Antioksidan yang telah terbukti dapat mencegah atau menunda penyakit mata ini adalah lutein dan zeaxanthin.

Lutein –suatu jenis karotenoid- merupakan senyawa antioksidan berwarna kuning yang banyak terdapat pada sayuran hijau, seperti bayam dan buncis. Sedangkan zeaxanthin sesuai dengan namanya – zae+xanthin – banyak terdapat pada jagung (Zea mays). Warna kuning pada jagung terutama disebabkan oleh keberadaan zeaxanthin di dalamnya . Selain itu seperti halnya lutein, zeaxanthin juga banyak dijumpai pada sayuran hijau.

Lutein dan zeaxanthin menjadi berbeda dengan karotenoid lain karena adanya semacam gugus hidroksil pada struktur molekulnya. Dengan adanya gugus hidroksil ini, lutein dan zeaxanthin lebih bersifat polar daripada karotenoid lain, seperti beta karoten. Polaritas ini berkaitan dengan kemampuannya berikatan dengan radikal bebas yang merusak mata.

Mekanisme kerjanya

Dr. Yeum (orang pertama yang menemukan lutein pada lensa mata), dari Universitas Tufts, Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa di antara berbagai jenis karotenoid yang ada, lutein dan zexanthin-lah yang terdapat pada lensa mata manusia. Pada waktu itu, Yeum menduga bahwa lutein dan zeaxanthin  dapat menghambat oksidasi protein lensa mata yang berakibat pada timbulnya katarak.

Beberapa tahun kemudian, dugaan Yeum dibuktikan oleh para peneliti lain. Brown dkk dari Departemen Optamologi, Harvard Medical School, Amerika Serikat, menemukan bahwa pria berusia 43-84 tahun, yang mengkonsumsi lutein dan zeaxanthin dengan jumlah yang cukup lebih mampu menurunkan risiko katarak sebesar 19 % dibanding mereka yang mengonsumsi lutein dan zeaxanthin yang lebih rendah.

Menurut para peneliti diatas, sifat antioksidan yang ampuh dari lutein dan zeaxanthin-lah yang bekerja mencegah atau menunda munculnya katarak.

Radikal bebas yang berasal dari sinar matahari atau pencemaran udara yang masuk ke mata mengoksidasi molekul rentan pada lensa mata seperti protein dan lipid yang menyusun lensa mata. Efek dari oksidasi ini adalah timbulnya gerombolan protein atau lipid yang rusak pada lensa mata. Seiring dengan bertambahnya usia dan makin terakumulasinya radikal bebas, gerombolan protein dan lipid mata yang rusak tersebut makin besar. Hal itulah yang membuat penglihatan kabur dan lama-kelamaan menjadi buta.

Lutein dan zeaxanthin sebagai antiokodan menangkapi radikal bebas tersebut (dengan cara berikatan dengannya) sebelum mereka merusak protein atau lipid lensa. Dalam hal ini lutein dan zeaxathin dapat diibaratkan sebagai “pelindung” lensa mata terhadap serangan radikal bebas.

Aneka ragam sayuran

Pepatah bijak mengatakan lebih baik mencegah daripada mengobati mungkin sangat relevan dalam hal ini. Bukti ilmiah telah secara meyakinkan membuktikan bahwa mengkonsumsi antikosidan seperti luiten dan zaexanthin dapat mencegah atau menunda timbulnya katarak pada orang lanjut usia.

Dengan mengkonsumsi beraneka ragam sayuran, tiga porsi sehari dapat memenuhi kebutuhan lutein dan zeaxanthin masing-masing sekitar 5-6 miligram perhari. Kalau hal itu sulit dilakukan, Anda dapat mengkonsumsi suplemen makanan yang mengandung lutein dan zeaxanthin, tentunya terlebih dahulu berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter (as/kmp).

Artikel Terkait