Rabu, 27 November 2019

Mengenal Penyakit Diabetes dan Gejala-gejalanya

Penyakit diabetes atau dikenal juga dengan kencing  manis telah dikenal sejak awal peradaban manusia bahkan telah dicatat oleh peradaban Mesir, Hindu, Cina, dan Yunani. Tanda-tanda penyakit diabetes, seperti haus yang terus-merus dan sering kencing, telah digambarkan oleh orang Mesir pada papirus pada tahun 1550 SM. Dokter India juga telah membagi pengidap diabetes menjadi dua jenis semenjak abad ke lima.

Meskipun penyakit diabetes telah lama diketahui, kontrol penyakit diabetes yang efisien baru diketahui pada tahun 1921 saat Frederick G. Banting dan Best menemukan fungsi insulin sebagai pengontrol kadar glukosa dalam darah.

Defenisi diabetes sendiri adalah suatu penyakit dimana tubuh tidak dapat menghasilkan insulin (hormon pengatur gula) atau insulin yang dihasilkan tidak mencukupi atau tidak bekerja dengan baik. Oleh karena itu akan menyebabkan gula darah meningkat saat diperiksa.

Kadar gula darah yang tinggi tersebut secara lambat laun akan mengakibatkan kerusakan pembuluh darah dan saraf yang mengakibatkan gangguan gangguan fungsi mata, ginjal serta meningkatkan risiko serangan jantung, stroke dan impotensi 

Penyakit diabetes bisa menyerang siapa saja pada semua tingkat umur jika tidak menjaga pola makanan dan minuman yang baik. Namun ada beberapa kelompok yang berisiko lebih tinggi yaitu mereka yang memiliki keturunan yang mengidap diabetes, memiliki berat badan yang agak tinggi, pernah menderita radang pada pankreas dan  wanita yang pernah mengalami diabetes ketika hamil.

Jenis-jenis Diabetes
  • Diabetes tipe 1, suatu keadaan dimana tubuh sudah sama sekali tidak dapat memproduksi isulin. Sehingga penderita harus menggunakan suntikan insulin dalam mengatur gula darahnya. Sebagian besar penderitanya adalah anak-anak dan remaja.
  • Diabetes tipe 2,  terjadi karena tubuh tidak memproduksi hormon insulin yang mencukupi atau karena insulin tidak dapat digunakan dengan baik (resistensi insulin). Tipe ini merupakan yang terbanyak diderita saat ini (90%), sering terjadi  pada mereka yang berusia lebih dari 40 tahun, gemuk dan mempunyai riwayat diabetes dalam keluarga.
Geejala-gejala diabetes

Gejala atau tanda-tanda diabetes yang umum terjadi adalah dehidrasi, rasa haus terus menerus, peningkatan frekuensi kencing, kelelahan, sering pusing, penurunan berat badan yang cepat, gangguan penglihatan serta penyembuhan luka yang lama .

Jika  gejela-gejala tersebut dalam jangka panjang tidak mendapatkan perawatan memadai dapat memicu berbagai komplikasi kronis seperti ganguan pada mata dengan potensi berakibat pada kebutaan, gangguan pada ginjal hingga berakibatkan gagal ginjal, gangguan kardiovaskular, ganguan pada sistem saraf dan rentan terhadap infeksi

Namun kadang penderita diabetes tidak menunjukkan gejala-gejala tersebut. Hanya dengan pemeriksaan dokter dapat menunjukkan dan mendeteksi diabetes pada tahap awal. Bagi mereka yang berisiko tinggi, mereka harus menjalani pemeriksaan untuk mendeteksi diabetes sekali setiap tahun.

Mendeteksi diabetes

Seorang dikatakan menderita diabetes bila kadar gula dalam darahnya di atas 126 mg/dl (saat berpuasa) atau 200 mg/dl) (saat tidak puasa). Namun, kebanyakan gejala diabetes baru terlihat bila gula darah sudah diatas 270 mg/dl. Jangan mengandalkan gejala untuk mengetahui kehadiran diabetes. Satu-satunya cara yang akurat untuk mengetahui adalah dengan tes darah dan urin.

Tes untuk kadar glukosa dalam darah dan urin ini dilakukan dengan dua cara. Pertama tes daya tahan glukosa dimana pasien akan disuruh meminum minuman bergula dan mereka diuji untuk memastikan peningkatan kadar glukosa. Kedua tes puasa glukosa di mana mereka yang diuji akan dilarang makan atau minum semalaman sebelum mereka diuji untuk menentukan tingkat glukosa mereka. (ks/ppi)

Minggu, 17 November 2019

Lutein dan Zeaxathin, Antioksidan Pencegah Katarak

Menurut data WHO (Organisisi Kesehatan Dunia), saat ini terdapat 180 juta penduduk dunia mengalami cacat penglihatan, dimana 40-45 juta diantaranya tidak dapat melihat atau buta. Sembilan dari 10 penderita kebutaan tersebut berada di negara miskin atau berkembang, terutama negara-negara Afrika dan Asia Selatan atau Asia tenggara.

Di Indonesia sendiri diperkirakan 3,1 juta jiwa penduduknya mengalami kebutaan. Penyebab utama kebutaan tersebut di Indonesia adalah katarak (45 %). Penyebab lainnya antara lain karena glaucoma, diabetes mellitus dan trauma (37,5 %): trachoma (12,5 %) dan onchocerciasis atau river blindness (0,6 %).

Katarak adalah istilah medis untuk keadaan keruh pada lensa mata. Lensa mata terutama disusun oleh air, protein dan lipid. Karena berbagai kelainan, protein tersebut bisa memperkeruh atau menutupi bagian kecil pada lensa hingga akhirnya tak berfungsi lagi. Tanda-tanda katarak antara lain penglihatan kabur, cahaya lampu kelihatan terlalu terang pada malam hari, dan warna tampak pudar.

Para ahli yakin bahwa katarak disebabkan oleh banyak faktor, baik secara sendiri-sendiri atau bersamaan. Salah satu penyebabnya adalah perubahan protein dan lipid pada lensa mata karena pertambahan usia. Hal ini sesuai dengan fakta bahwa pada umumnya katarak terjadi pada orang lanjut usia.

Lutein dan Zeaxanthin

Berbagai penelitian terbaru mengungkapkan katarak dapat ditunda dan dicegah dengan  pola hidup sehat dengan konsumsi makananan kaya antiosidan. Antioksidan yang telah terbukti dapat mencegah atau menunda penyakit mata ini adalah lutein dan zeaxanthin.

Lutein –suatu jenis karotenoid- merupakan senyawa antioksidan berwarna kuning yang banyak terdapat pada sayuran hijau, seperti bayam dan buncis. Sedangkan zeaxanthin sesuai dengan namanya – zae+xanthin – banyak terdapat pada jagung (Zea mays). Warna kuning pada jagung terutama disebabkan oleh keberadaan zeaxanthin di dalamnya . Selain itu seperti halnya lutein, zeaxanthin juga banyak dijumpai pada sayuran hijau.

Lutein dan zeaxanthin menjadi berbeda dengan karotenoid lain karena adanya semacam gugus hidroksil pada struktur molekulnya. Dengan adanya gugus hidroksil ini, lutein dan zeaxanthin lebih bersifat polar daripada karotenoid lain, seperti beta karoten. Polaritas ini berkaitan dengan kemampuannya berikatan dengan radikal bebas yang merusak mata.

Mekanisme kerjanya

Dr. Yeum (orang pertama yang menemukan lutein pada lensa mata), dari Universitas Tufts, Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa di antara berbagai jenis karotenoid yang ada, lutein dan zexanthin-lah yang terdapat pada lensa mata manusia. Pada waktu itu, Yeum menduga bahwa lutein dan zeaxanthin  dapat menghambat oksidasi protein lensa mata yang berakibat pada timbulnya katarak.

Beberapa tahun kemudian, dugaan Yeum dibuktikan oleh para peneliti lain. Brown dkk dari Departemen Optamologi, Harvard Medical School, Amerika Serikat, menemukan bahwa pria berusia 43-84 tahun, yang mengkonsumsi lutein dan zeaxanthin dengan jumlah yang cukup lebih mampu menurunkan risiko katarak sebesar 19 % dibanding mereka yang mengonsumsi lutein dan zeaxanthin yang lebih rendah.

Menurut para peneliti diatas, sifat antioksidan yang ampuh dari lutein dan zeaxanthin-lah yang bekerja mencegah atau menunda munculnya katarak.

Radikal bebas yang berasal dari sinar matahari atau pencemaran udara yang masuk ke mata mengoksidasi molekul rentan pada lensa mata seperti protein dan lipid yang menyusun lensa mata. Efek dari oksidasi ini adalah timbulnya gerombolan protein atau lipid yang rusak pada lensa mata. Seiring dengan bertambahnya usia dan makin terakumulasinya radikal bebas, gerombolan protein dan lipid mata yang rusak tersebut makin besar. Hal itulah yang membuat penglihatan kabur dan lama-kelamaan menjadi buta.

Lutein dan zeaxanthin sebagai antiokodan menangkapi radikal bebas tersebut (dengan cara berikatan dengannya) sebelum mereka merusak protein atau lipid lensa. Dalam hal ini lutein dan zeaxathin dapat diibaratkan sebagai “pelindung” lensa mata terhadap serangan radikal bebas.

Aneka ragam sayuran

Pepatah bijak mengatakan lebih baik mencegah daripada mengobati mungkin sangat relevan dalam hal ini. Bukti ilmiah telah secara meyakinkan membuktikan bahwa mengkonsumsi antikosidan seperti luiten dan zaexanthin dapat mencegah atau menunda timbulnya katarak pada orang lanjut usia.

Dengan mengkonsumsi beraneka ragam sayuran, tiga porsi sehari dapat memenuhi kebutuhan lutein dan zeaxanthin masing-masing sekitar 5-6 miligram perhari. Kalau hal itu sulit dilakukan, Anda dapat mengkonsumsi suplemen makanan yang mengandung lutein dan zeaxanthin, tentunya terlebih dahulu berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter (as/kmp).

Kamis, 07 November 2019

Brokoli, Sayuran Pencegah Penyakit Kanker

Brokoli (Brassica oleracea) adalah jenis tumbuhan yang  termasuk kubis-kubisan. Sayuran berwarna hijau tua ini di tempat asalnya Italia disebut Broccolo. Bau khas yang keluar ketika brokoli dimasak berasal dari sulfur atau belerang yang terkandung di dalamnya.

Semua kubis-kubisan tergolong dalam kelompok crucifera, kelompok yang dikenal karena kandungan sulforaphane dan indoles yang berkhasiat sebagai anti kanker. Penelitian tentang indoles menujukkan kemampuannya menekan pertumbuhan sel tumor dan dapat mengurangi proses metastasis (penyebaran) sel kanker ke bagian tubuh yang lain.

Sementara itu sulforaphane berperan dalam meningkatkan peran enzim yang bertanggung jawab dalam detofikasi. Dengan semakin optimalnya detokfikasi, maka zat-zat karsinogenik penyebab kanker dapat lebih cepat disingkirkan. Selain itu, studi tentang sulforeaphane menunjukkan bahwa sulforephane menyebabkan apoptosis (bunuh diri sel kanker) pada sel-asel leukimia dan melanoma.

Mencegah radikal bebas
Banyak orang telah mengetahui manfaat mengonsumsi pangan nabati seperti  sayuran dan buah yang kaya akan phytonutrients (gizi nabati). Kemampuan phytonutrients untuk mencegah kanker karena fungsinya sebagai antioksidan sehingga dapat mencegah berbagai kerusakan sel tubuh akibat serangan radikal bebas.

Sebuah studi di Fred Hutchinson Cancer Research Center di Seattle yang melibatkan  1.000 orang sampel, mengungkapkan bahwa mereka yang rajin makan sayuran dapat mengurangi risiko kanker kolon sebesar 35 %, sedangkan yang mengonsumsi kubis-kubisan (termasuk brokoli) dapat menekan risiko kanker 44 %.

Hasil ini relatif sama dengan hasil penelitian di Belanda  - dengan sampel lebih dari 100.000 - yaitu konsumsi sayuran dapat mengurangi kanker kolon 35 %, sedangkan kubis-kubisan dapat mengurangi risiko sampai 49 %. Hal ini menegaskan bahwa peranan brokoli  sebagai sayuran antikanker memang dapat diandalkan.

Selain itu kubis-kubisan (termasuk brokoli) juga terbukti dapat mengurangi risiko kanker paru sampai 30 % pada kelompok bukan perokok, bahkan pada kelompok perokok dampaknya justru lebih baik lagi yaitu menekan risiko kanker paru sampai 69 %. Hal ini dapat menjadi kabar baik bagi perokok kalau memang tidak bisa berhenti merokok, jangan lupa selalu mengonsumsi brokoli atau kubis-kubisan lainnya.

Sumber vitamin dan serat

Brokoli ideal sebagai “mutiara” gizi. Sebagai makanan kaya vitamin dan mineral, tinggi serat dan rendah kalori brokoli memberikan kontribusi penting untuk meraih hidup sehat, panjang umur dan terjauh dari penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner dan kanker. Dua jenis penyakit ini dapat dicegah antara lain dengan mengonsumsi makanan yang tepat dan sehat seperti brokoli.

Setangkai brokoli berukuran sedang mengandung vitamin C setara 220 % AKG (Angka Kecukupan Gizi) dan vitamin A 15 % AKG. Vitamin C sering dijuluki “master of nutrient” karena kemampuannya bukan hanya sekedar sebagai antisariawan, tetapi juga mampu mengendalikan kolesterol, dan meningkatkan daya tahan tubuh. Sedangkan vitamin A selain untuk kesehatan mata juga bermanfaat untuk mencegah kanker.

Sementara itu serat yang dulu seringkali terlupakan kini menjadi primadona baru dijajaran gizi dan dikenal sebagai antikanker. Keberadaan serat di dalam tubuh menyebabkan pergerakan hasil-hasil proses pencernaan makanan lebih cepat sehingga mengurangi waktu transit di usus besar. Dengan demikian semakin dapat mengurangi penyerapan zat karsinogenik penyebab kanker.

Serat juga berperan sebagai antikolesterol. Seperti diketahui penyakit jantung koroner diawali dengan penyumbatan pembuluh darah oleh kelesterol. Kolesterol LDL (jahat) mempunyai kemampuan untuk menyumbat pembuluh darah bila dalam keadaan teroksidasi. Brokoli dengan kemampuan antioksidannya akan dapat mencegah terjadinya proses oksidasi.

Upaya preventif

Penyakit kanker sampai saat ini belum diketahui obatnya dan penyebabnya cukup beragam. Seringkali deteksi kanker yang menimpa diri seseorang dilakukan terlambat, sehingga pertolongan menjadi semakin sulit. Oleh karena itu upaya preventif harus lebih diutamakan untuk mengatasi kanker. Di sinilah phytonutrients memainkan peranan panting untuk mencegah timbulnya penyakit kanker.

Mengonsumsi brokoli secara rutin mungkin tidak menjadi jaminan bahwa Anda akan terbebas dari penyakit kanker atau penyakit jantung. Namun, paling tidak karena unsur nutrisi dan subtasi lainnya di dalam brokoli telah terbukti berkhasiat bagi kesehatan secara umum.

Membiasakan diri mengonsumsi brokoli atau kubis-kubisan 3-5 cup seminggu sangat dianjurkan. Memilih brokoli yang ditanaman secara organik jelas akan membawa manfaat lebih besar karena brokoli organik mangandung phytonutrients lebih tingi. Di Indonesia, sayuran organik kini dapat dijumpai di swalayan-swalayan tertentu atau di daerah-daerah agak tinggi beriklim sedang tempat brokoli akan tumbuh baik. (ak/kmp)

Selasa, 29 Oktober 2019

Manfaat Minyak Kelapa Untuk Kesehatan Jantung

Minyak kelapa selama ini dianggap sebagai minyak yang bisa meningkatkan kolesterol darah dan risiko penyakit kardiovaskular. Anggapan itu sebenarnya adalah hal yang keliru. Sejak dulu masyarakat kita sudah terbiasa mengkonsumsi minyak kelapa, santan, dan produk kelapa lainnya dan tidak ada bukti sejarah yang menunjukkan bahwa konsumsi itu menimbulkan gangguan kesehatan.

Berbeda dengan jenis-jenis minyak lain yang biasa kita konsumsi (seperti; minyak sawit,  minyak/lemak hewani, minyak zaitun, minyak kacang atau bunga matahari), minyak  kelapa adalah jenis minyak dengan asam lemak jenuh rantai karbon (C) menengah. Semakin pendek rantai karbon, semakin mudah asam lemak dimetabolisir (Gurr, 2001), sehingga mengonsumsinya dalam jumlah banyak tidak akan meningkatkan kolesterol darah secara signifikan.

Dengan rantai asam lemaknya pendek, minyak kepala menjadi dengan mudah dicerna oleh enzim lipase tanpa perlu bantuan asam empedu. Rantai karbon minyak kelapa dengan mudah di diserap tubuh  dan masuk ke aliran darah serta segera menuju hati untuk dimetabolisir.

Sebaliknya untuk jenis minyak makan lain (karena rantai karbonya panjang) hanya bisa dicerna enzim lipase dengan bantuan asam empedu. Ia terlebih dahulu harus lewat saluran sistem limfatik dan dilarutkan oleh lipoprotein agar bisa aman larut di darah. Ia ikut aliran darah ke jaringan-jaringan tubuh dan baru masuk ke hati setelah melewati perjalanan yang panjang . 

Karena panjang perjalanan, rantai karbon panjang ini cendrung menimbulkan gangguan lemak darah dengan segala komplikasinya seperti stroke dan penyakit jantung. 

Melindungi jantung


Penelitian pada sekelompok pengrajin kelapa di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, menujukkan bahwa konsumsi minyak kelapa terbukti aman dan dapat mencegah gangguan kolesterol darah. Kelompok masyarakat ini secara teratur mengonsumsi minyak kelapa sebagai sumber energi utama mereka. 

Meskipun asupan lemak harian mereka cukup tinggi (rata-rata 47,9 g/h) karena asupan lemak kelapa juga tinggi (rata-rata 28,8 g/h) lipid darah mereka menjadi sangat sehat. Kolesterol total rata-rata 184,9 m/dl. LDL 118,7 mg/dl, Triglisrida 115,5 mg/dl, HDL 54,7 mg/dl, Apoa-1 136,5 mg/dl dan ratio LDL/HLD 2,2.

Profil lemak darah yang sehat ini terdapat pada hampir semua subyek penelitian, baik mereka yang beraktivitas fisik ringan maupun yang berat. Profil yang sehat ini juga pada mereka yang memiliki asupan energi, asupan lemak, dan asupan hidrat arang rendah maupun yang relatif tinggi (tidak ada yang memiliki asupan nutrisi yang berlebihan) Minyak kelapa ini seolah-olah “melindungi” mereka dari gangguan lemah darah dan juga jantung koroner.

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilaporkan oleh Muller dkk (2003) di Noerwegia. Dimana penggantian asam lemak tidak jenuh ganda dengan jenuh dari minyak kelapa selama 22 hari dapat memperbaiki profil lemak darah.

Bukti terbaru lainnya adalah penemuan ilmuwan-ilmuwan Korea atas adanya gen CYP4A11 di sel jaringan manusia. Gen ini distimulir oleh rantai karbon pendek (khususnya asam laurat), dan efeknya adalah menormalkan komposisi lemak yang diproduksi sel-sel hati, yang pada gilirannya akan mencegah terjadinya gangguan lemak darah.

Virgin coconut oil

Sebagian besar asam lemak minyak kelapa merupakan asam lemak jenuh. Selain mudah dimetabolisir: 50 % rantai karbon minyak kelapa merupakan asam laurat (12 C) dan 7 % adalah asam kaprat (10 C), keduanya mampu menembus lapisan “lipid luar” virus sehingga bersifat antivirus HIV dan hepatitis B dan C.

Asam lemak minyak kelapa juga bersifat antibakteri dan antiprotozoa. Kemampuan istimewa minyak kelapa yang demikian ini tidak dimiliki oleh minyak lain (baik yang jenuh ataupun tidak jenuh).

Saat ini marak dikembangkan pemanfaatan minyak kelapa murni atau virgin coconut oil (VCO), yakni minyak kelapa yang diproses tanpa pemanasan, bahan kimawi, pewarna ataupun pengawet. Kadar asam lauratnya di atas 50 %, tahan oksidasi, dan dapat disimpan sampai lima tahun tanpa rusak.

Konsumsi minyak kepala murni ini diketahui bisa memperbaiki metabolisme pada berbagai penyakit metabolisme, seperti obesitas, diabetes, jantung koroner, stroke, hypo-thyroida, dan banyak lagi. Berbagai studi terus dilakukan untuk mengetahui lebih jauh manfaat “si minyak perawan” ini. 

Virgin coconut oil juga dapat dipakai untuk menggoreng. Namun agar sepenuhnya bebas dari asam lemak trans dan karena konsistensi cairan lembut dengan aroma sedap, lebih cocok untuk diminum sebagai suplemen kesehatan. (ws/kmp)

Menurut Chandalia dkk, mekanisme yang memperbaiki pengendalian gula darah dengan konsumsi makanan tinggi serat ini diduga disebabkan oleh serat jenis gum dan pektin yang dapat memperlambat pengosongan lambung, dan bahkan memperlambat atau menurunkan penyerapan gula darah.

Penelitian mereka juga menujukkan pula bahwa efek pengendalian gula darah ini lebih mungkin dicapai dengan mengkonsumsi makanan kaya serat dari sumber alami.

Karenanya para penderita diabetes - seperti yang juga diberikan Chandalia dkk pada subyek penelitian - dianjurkan untuk mengkonsumi makanan alami kaya serat seperti jeruk segar, nanas segar, pepaya segar, tomat segar, jagung, kacang hijau, roti dan whole wheat dibandingkan dengan preparat atau suplemen serat. Buah terutama jeruk, nanas dan kacang hijau merupakan sumber serat yang andal. (na/kmp) 

Selasa, 22 Oktober 2019

Hipertensi Saat Hamil Bisa Menurun Pada Anak

Hipertensi pastilah bukan  hal yang baru. Tekanan darah tinggi ini bisa memunculkan stroke, serangan jantung, bahkan gagal ginjal bila tidak ditangani dengan baik. Mengingat bahayanya, maka disarankan untuk memeriksakan tekanan darah secara teratur. Orang disebut hipertensi ringan bila hasil pengukuran tekanan darahnya minimal mancapai 90-110 pada ukuran bawahnya, hipertensi sedang bila tekanan mencapai 110-130, dan hipertensi berat bila hsil pengukuran lebih dari 130.

Mereka yang kegemukan, menderita kencing manis, terlalu banyak makan berkadar garam tinggi, atau perokok berat, merupakan orang-orang yang paling banyak menjadi korban hipertensi.

Dampak hipertensi

Pada orang-orang kegemukan, risiko hipertensi muncul karena seluruh alat-alat tubuh harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan energi yang lebih besar. Jantung pun harus bekerja ekstra. Karena kadar lemak darah orang gemuk juga tinggi, jantung mereka pun harus memompa darah dalam tekanan tinggi.

Demikian pula pada mereka yang menderita diabetes. Kadar insulin yang tinggi dalam darah akan menyulitkan jantung memompa darah karena darah menjadi lebih kental. Akibatnya, tekanan harus ditingkatkan agar suplai darah tetap terjamin. Lama-lama, jadilah tekanan darah tinggi permanen.

Pada perokok, asap rokok mengandung gas CO yang lebih cepat mengikat hemoglobin dibanding oksigen. Akibatnya suplai oksigen yang seharusnya dibawa darah berkurang. Jantung harus meningkatkan daya tekan agar suplai darah bertambah untuk mengangkut kekurangan oksigen. Tekanan tinggi terus-menerus ini, menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi rusak. Pembuluh darah menjadi tidak beraturan, tebal, mengeras, sehingga terjadi penyumbatan.   

Kekurangan suplai darah pembawa oksigen ini sangat terasa di otak. Pada tahap awal biasanya hanya terjadi stroke ringan bila suplai oksigen ini berkurang. Tetapi pada tahap yang lebih lanjut, stroke akan merusak otak sehingga bisa terjadi kelumpuhan atau kebutaan.

Bila kerusakan pembuluh darah terjadi pada ginjal, maka fungsi ginjal untuk membersihkan darah menjadi berkurang. Pada kasus gagal ginjal yang lebih lanjut, penderita terpaksa cuci darah minimal sekali seminggu untuk mempertahankan hidupnya.

Keadaan makin gawat bila jantung turut terganggu. Sel-sel jantung yang kekurangan suplai oksigen akan mengalami kematian. Akibatnya terjadi kematian otot jantung atau infark miokardiak. Bila otot jantung terlalu banyak rusak, jantung pun akan berhenti berdenyut.

Pada ibu hamil

Hipertensi juga berbahaya pada ibu hamil, karena bisa membuat sang ibu masuk golongan berisiko tinggi saat melahirkan. Si ibu tidak hanya merasa sakit kepala, gangguan penglihatan, muntah, sakit di lambung, dan bengkak kaki selama kehamilan, tetapi berisiko perdarahan saat melahirkan yang bisa menyebabkan kematian ibu.

Para ibu hamil makin perlu mewaspadai hipertensi ini kerena ternyata juga berpengaruh pada janinnya. Hasil penelitian menujukkan, mereka yang lahir dari ibu pengidap tekanan darah tinggi selama mengandung, juga berisiko terkena hipertensi.

Kesimpulan itu dilontarkan Dr. Daniel S Seidman dari Rumah Sakit Carmel, Haifa-israel berdasarkan penelitian pada 11.428 anak-laki-laki dan perempuan berusia 17 tahun. Hasilnya, anak-laki-laki yang ibunya darah tinggi ketika mengandung, hampir dua kali lipat mempunyai kemungkinan terkenan darah tinggi.

Hasil penelitian ini dapat menolong dokter memprediksi siapa-siapa yang bakal terkena darah tinggi. Mereka yang berisiko tinggi mengidap hipertensi dapat menguranginya dengan olahraga teratur, mengikuti diet rendah garam dan sedikit lemak jenuh, serta tidak merokok.

Penelitian lain menyebutkan sekitar 7 % ibu hamil yang tinggi tekanan darahnya, dapat mengalami penurunan aliran darah ke otak, ginjal dan hati. Dampak itu tidak hanya dirasakan si ibu saja tapi juga janin yang dikandungnya.

Dampak pada janin

Hipertensi saat hamil dapat mengarah pada eklampsia yaitu keracunan ketika mengandung disertai kejang, yang disebabkan pembuluh darah di otak tidak mendapat suplai oksigen yang cukup dalam darah.

Dari riset Seidman tercatat 10 % dari 471 remaja pria yang ibunya terserang hipertensi ketika mengandung mereka, memiliki tekanan darah sistolik (nilai atas)-nya lebih 130 miligram Hg, sedangkan yang diastolik (nilai bawah)-nya lebih dari 85 mg Hg sebanyak 8,5 persen anak laki-laki.

Pada anak lain yang ibunya tidak “bermasalah” namun terdeteksi memiliki nilai sistolik yang sama tinggi (130 mgHg dan 85 mgHg), masing-masing hanya 6,5 % dari 6.674 anak-laki-laki.

Remaja dengan tekanan sistolik lebih dari 130 dan/atau diastolik melebihi 85 dianggap di atas normal dan berisiko mengalami hipertensi di kemudian hari. Pada orang dewasa, tekanan darah yang tergolong tinggi adalah sistolik 140 dan/atau 90 diastoliknya (yi/kmp)

Selasa, 15 Oktober 2019

Diabetes, Bawang Merah dan Makanan Kaya Serat

Diabetes atau sering juga disebut penyakit kencing manis adalah sejumlah gangguan kesehatan yang memiliki ciri-ciri khas utama yaitu tingginya kadar gula dalam darah. Hal ini ini disebabkan oleh tidak mencukupi atau tidak efektif hormon insulin penderita sehingga tak dapat bekerja normal. Padahal, pada orang normal, insulin mempunyai peran utama mengatur kadar gula dalam darah.

Ada dua jenis diabetes yang paling umum , yakni diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Diabetes tipe 1, yang diidap oleh 5-10 % penderita, biasanya terjadi pada anak-anak atau orang dewasa muda. Sementara diabetes tipe 2, diidap oleh 90-95 % dari semua penderita diabetes. Umumnya usia harapan hidup orang-orang yang menderita diabetes rata-rata 15 tahun lebih –pendek dari orang-orang yang tidak menderita.

Badan Organisasi kesehatan Dunia, WHO (2005) melaporkan bahwa angka kematian karena diabetes naik sekitar 30% diberbagai negara. Di Indonesia sendiri, terutama di masyarakat kota, jumlah penderita diabetesnya menduduki peringkat ke 6 terbanyak di dunia setelah India, China, Rusia, Jepang dan Brasil. Jumlah penderita diabetes ini di Indonesia diperkirakan akan meningkat menjadi 12 juta jiwa dalam tahun
2025.

Khasiat bawang merah

Selama berabad-abad, lebih dari 350 tanaman berhasil dikenali sebagai obat diabetes. Salah satu yang paling menonjol diantaranya adalah bawang merah. Di Eropa, Asia dan Timur Tengah, bawang merah sudah lama menduduki tampat terhormat dalam ilmu kedokteran sebagai obat diabetes. Penelitian-penelitian modern memperlihatkan, bawang merah memiliki khasiat menurunkan gula darah.

Para peneliti India yang memberikan bawang merah, baik berupa jus maupun bawang merah yang masih utuh, sebesar 25-200 gram pada subyek yang ditelitin, menemukan bahwa makin banyak bawang merah yang diberikan, makin besar gula darah yang berkurang. Tak ada perbedaan efek antara bawang merah mantah dan bawang merah yang telah direbus.  

Menurut teori tim peneliti, bawang merah mempengaruhi metabolisme gula dalam hati, atau metabolisme pelepasan insulin dan mencegah perusakan insulin. Sanyawa yang mungkin mempunyai kemampuan menurunkan kadar gula darah adalah allyl propyl disulfide. Percobaan klinis menujukkan bahwa allyl propyl disulfide menurunkan gula darah dengan cara meningkatkan masa hidup insulin.

Sebenarnya, sudah sejak tahuan 1960 para ilmuwan mendeteksi terdapatnya depressor gula darah dalam bawang merah. Dalam berbagai uji coba para peneliti berhasil mengisolasi senyawa antidiabetes yang disebut tolbutamide dari bawang merah yang bekerja mirip dengan obat farmasi antidiabetes umum, yang sering dipakai untuk mengurangi kadar gula darah. Cara kerja tolbutamide ialah merangsang sintesis dan pengeluaran insulin.

Oleh karena itu, dianjurkan untuk menambahkan bawang merah ke dalam setiap hidangan makanan. Bawang merah dapat digunakan setelah makan dalam jumah bebas.

Serat dari makanan alami
Seperti yang telah disebutkan, tingginya kadar gula darah merupakan masalah utama pada diabetes. Studi mutakhir membuktikan bahwa konsumsi makanan kaya serat, juga dapat memperbaiki kontrol terhadap gula dalam darah penderita diabetes tipe 2. Studi tersebut dilakukan oleh dr Manisha Chandalia dan kolega-koleganya dari Univesity of  Texas South-western Medical Center, Dallas, Amerika Serikat.

Pada studi yang mereka lakukan, 20 penderita diabetes tipe 2 diminta mengikuti dua jenis diet, masing-masing selama enam minggu. Diet partama adalah diet dengan serat dalam jumlah moderat (total serat 24 g;  8 g serat larut dan 16 g serat tidak larut). Sementara, diet kedua ialah diet tinggi serat (total serat 50 g; masing-masing 25 g serat larut dan serat tak larut).

Setelah membandingkan efek dari dua diet tersebut terhadap kontrol gula darah dan kadar lemak darah ditemukan ternyata penderita-penderita diabetes yang mengkonsumsi total serat 50 g sehari mempunyai kadar gula darah lebih rendah dan lebih stabil daripada penderita diabetes yang mengkonsumsi diet moderat serat. Diet tinggi serat ini juga menururnkan kadar kolesterol total  darah sekitar 7 %.

Menurut Chandalia dkk, mekanisme yang memperbaiki pengendalian gula darah dengan konsumsi makanan tinggi serat ini diduga disebabkan oleh serat jenis gum dan pektin yang dapat memperlambat pengosongan lambung, dan bahkan memperlambat atau menurunkan penyerapan gula darah.

Penelitian mereka juga menujukkan pula bahwa efek pengendalian gula darah ini lebih mungkin dicapai dengan mengkonsumsi makanan kaya serat dari sumber alami.

Karenanya para penderita diabetes - seperti yang juga diberikan Chandalia dkk pada subyek penelitian - dianjurkan untuk mengkonsumi makanan alami kaya serat seperti jeruk segar, nanas segar, pepaya segar, tomat segar, jagung, kacang hijau, roti dan whole wheat dibandingkan dengan preparat atau suplemen serat. Buah terutama jeruk, nanas dan kacang hijau merupakan sumber serat yang andal. (na/kmp) 

Kamis, 10 Oktober 2019

Sayur dan Buah Untuk Kesehatkan Reproduksi Wanita

Satu lagi manfaat makan sayur dan buah yang terungkap, yaitu menyehatkan sistem reproduksi kaum wanita. Fakta ini ditemukan dalam penelitian Michele R Forman dan kawan-kawan dari National Cancer Institute, Bethesda, Amerika Serikat, yang dilaporkan dalam American Journal of Clinical Nutrition, edisi November 2003.

Dari 20 responden yang terpilih, hanya 12 yang ikut sampai akhir penelitian. Mereka mendapat perlakuan diet karotenoid yang sama dalam tiga tahap selama tiga bulan. Ini untuk mendapatkan variabel data setiap siklus haid dari masing-masing tahap penelitian.

Pada tahap pertama (kontrol), responden bebas mengkonsumsi makan apa saja yang biasa mereka makan. Tahap kedua dan ketiga perlakuan, diet responden disusun sesuai kecukupan gizinya sesuai RDA, hanya saja kadar karotenoid dalam diet tersebut ditetapkan sebanyak 10 mg/hari dan berasal dari beberapa jenis sayur dan buah kaya karotenoid seperti kacang polong, wortel, brokoli dan saus tomat. Diet ini diberikan pada saat makan malam.

Menunya enak
Untuk mengurangi rasa bosan, diet disusun dalam beberapa jenis menu yang enak dan lezat. Selama dua tahap perlakuan ini, kondisi kegiatan responden dijaga agar tetap dalam kedaan isoenergetik.

Darah responden diambil pada beberapa fase dalam setiap siklus haid yaitu pada hari ke-1 dan ke 2 haid (fase haid), hari ke 4-6 (fase early follicular) serta pada hari ke 11 dari haid. Ditambah satu hari luteinizing hormone (LH) surge (fase late follicular), dan hari ke 7-8 sesudah LH-surge (fase midluteal).

Dari situ diperika kadar karotenoid plasma total, dan beberapa jenis karotenoid lain seperti lutein, anhydrolutein, lycopene dan phytofluene. Hasilnya kemudian dianalisa secara statistik untuk mengetahui signifikansi pangaruh masing-masing indikator.

Hasil penelitian menunjukkan diet karotenoid tersebut berpengaruh terhadap peningkatan kadar karotenoid plasma responden secara berarti. Pada tahap ketiga kadar karotenoid terendah pada fase haid dan memuncak pada fase late follicular (9%). Peningkatan kadar lutein (8-11%) dan anhydrolutein (15-35%) terjadi pada tiga fase terakhir setelah fase haid.

Sedangkan peningkatan kadar lycopene (12%) dan phytofluene (21%) terjadi pada fase midluteral. Tahap ketiga ini memberi gambaran utama pengaruh diet karotenoid terhadap kadarnya di dalam plasma.

Temuan data flusktuasi senyawa karotenoid pada beberapa fase dalam siklus haid tersebut sangat berarti dalam ilmu kesehatan. Hal itu akan menjadi dasar memperkirakan upaya pencegahan dan penanggulangan berbagai penyakit yang berkaitan dengan status karotenoid plasma pada wanita subur.

Fungsi karotenoid


Senyawa karotenoid dalam sayuran dan buah-buahan memiliki beberapa fungsi dan fisiologis yang vital bagi kesehatan. Pertama, yaitu betakaroten (salah satu jenis karotenoid) merupakan prekusor vitamin A yang secara enzimatis berubah menjadi retinol, zat aktif vitamin A dalam tubuh.

Kedua, betakaroten beserta senyawa lycopene, lutein, anhydrolutein dan lainnya, berfungsi sebagai antioksidan yang kuat untuk menetralisir keganasan radikal bebas, senyawa ganas dan sangat merusak sel-sel tubuh. Radikal bebas dianggap sebagai pemicu munculnya kanker dan berbagai penyakit degeneratif lainnya.

Fungsi tersebut sangat penting artinya karena dari banyak studi dilaporkan kaum wanita berisiko tinggi terserang kanker sistem reproduksi, seperti kanker mulut rahim, kandungan, dan payudara.

Ketiga, senyawa phytoestrogen dalam sayuran dan buah-buahan akan membantu tubuh wanita menjaga keseimbangan hormon esterogen dan progesteron. Kedua hormon tersebut berperan dalam sistem reproduksi wanita, seperti mengatur siklus haid dan kehamilan yang lebih sehat.

Bersama senyawa karotenoid tersebut, tentu saja zat-zat gizi lain seperti vitamin dan mineral dalam sayuran dan buah-buahan, akan lebih mengoptimalkan berbagai kerja dan reaksi vital dalam tubuh manusia.

Kapan mengkonsumsinya

Dilihat dari fungsi karotenoid tersebut maka konsumsi sayur dan buah harus diupayakan selalu tersedia dalam konsumsi sehari-hari.

Dengan dasar hasil penelitian Michele R Forman ini, kaum wanita disarankan meningkatkan kuantitas dan kualitas konsumsi sayuran dan buah-buahan untuk kesehatan reproduksi mereka menjelang fase midluteal, atau sejak hari ke 15 hingga fase haid tiba dalam siklusnya.

Fase midluteal merupakan fase persimpangan. Jika terjadi pembuahan sel telur maka hormon progesteron dan unsur-unsur vital pendukung kehamilan akan diproduksi. Namun, jika pembuahan gagal maka sel telur akan luruh dan hormon esterogen serta senyawa yang berperan dalam proses haid, akan diproduksi untuk memasuki siklus reproduksi berikutnya. (mh/kmp)