Sabtu, 23 Maret 2019

Bahaya Konsumsi Gula Berlebihan Bagi Kesehatan Anak

Tak dapat dipungkiri, gula adalah kawan bagi tubuh karena pada dasarnya gula merupakan sumber energi bagi setiap aktivitas tubuh manusia. Tetapi berhati-hatilah, mengkonsusmi gula berlebihan justru bisa jadi merugikan.

LS Tatitz dan BL Paediatircs Children’s Hospital Sheffeld, London, mengungkapkan, gula bisa menjelma menjadi hantu berwajah manis. Sementara harus diakui kewaspadaan terhadap masalah yang  satu ini tidaklah besar. Meski banyak orang telah mewaspadai lemak dan kolesterol, hanya beberapa yang sadar gula tak kalah berbahanya, terutama bagi anak-anak.

Tubuh manusia hanya membutuhkan dua sendok teh gula perhari guna menunjang tubuh dalam menjalankan fungsinya. Jumlah ini sebenarnya sudah dapat dipenuhi dari pencernaan karbohidrat, protein, dan lemak dari makanan sehari-hari. Bahkan tanpa mengkonsumsi gula sekali pun.

Berdasarkan struktur kimiawinya, gula dibedakan atas gula murni atau sukrosa, fruktosa (gula buah yang hanya terdapat dalam buah-buahan segar yang rasanya manis), laktosa alias gula susu yang hanya terdapat dalam susu, dan glukosa yang banyak ditemukan dalam buah anggur. Yang paling banyak dikonsumsi adalah sukrosa, yang sehari-hari lazim disebut gula saja. Biasanya digunakan sebagai pemanis minuman, roti, kue-kue dan bahan pembuat gula-gula atau permen.

Lingkaran setan

Jika anak memgkonsumsi gula berlebihan, ia akan masuk dalam lingkaran setan, yang membuatnya makin sulit meninggalkan gula. Kelebihan konsumsi ini akan justru mengakibatkan hipoglikemia, yakni merosotnya kadar gula dalam darah. Tubuh menjadi gemetaran dan terasa lapar.

Bila ia mengkonsumsi terus-menerus, tubuh jadi tidak efesien lagi dalam memproduksi glukosa dari karbohidrat kompleks, protein, dan lemak (hingga kadar gula darahnya justru menurun dan menyebabkan hipoglikemia tadi). Melimpahnya konsumsi gula juga akan merampas gizi dari tubuh selama proses pencernaan dan metabolisme protein, lemak, karbihidrat dan serat. Untuk mencerna gula itu, tubuh mesti membongkar simpanan mineral, khususnya magnesium, kromium, kobalt, seng serta mangan.

Kerja enzim jadi terhambat, karena mereka tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik tanpa mineral tadi. Akibatnya, anak dapat mengalami gangguan pencernaan.
Kegemukan dan diabetes

Ganguan paling umum yang dikenal akibat konsumsi gula berlebihan adalah kegemukan. Ini karena tubuh tidak mengubahnya menjadi energi, tapi disimpan dalam sel sebagai timbunan lemak. Anak gemuk biasanya homon pengatur nafsu makananya sudah tidak berfungsi dengan baik. Begitu ia mengkonsumsi gula dalam jumlah banyak, tanpa disadari gula telah menciptakan nafsu makan palsu, yang mendorongnya untuk makan gula lagi dan lagi.

Kegemukan sejak kanak-kanak akibat mengkonsusmsi gula berlebihan, bisa merangsang timbulnya beragam penyakit setelah dewasa. Bila sejak kecil sudah mengkonsumsi gula berlebihan, tubuh akan mengadaptasi melimpahnya gula dengan terus-menerus mengeluarkan hormon insulin.

Sampai suatu saat, kelenjar pankreas kelelahan, sehingga mengurangi bahkan tidak memproduksi insulin sama sekali. Akibatnya, tubuh jadi tidak dapat lagi beradaptasi, hingga timbullah penyakit diabates atau kencing manis.

Membanjirnya insulin juga merangsang tubuh mengeluarkan hormon tiroksin ke dalam darah, untuk mendorong insulin masuk ke dalam sel. Bila ini berlangsung terus kelenjar tirosit yang bertugas mengatur fungsi metabolisme menjadi sangat kelelahan, sehingga proses pencernaan terhambat. Akibatnya terjadilah sembelit, karena kotoran lebih lambat dikeluarkan dari tubuh.

Berlebihan konsumsi gula biasanya akan membatasi konsumsi serat. Lama-kelamaan kurangnya serat ini dapat menyebabkan kanker usus, karena kotoran terlalu lama tinggal dalam usus besar dan bakteri yang seharusnya dibuang justru masih ada dalam usus. Ketiadaan serat juga membuat kotoran mengeras, sehingga memudahkan melekat pada lapisan usus besar. Ini bisa mengakibatkan radang usus besar (kolotis).

Bijaksana mengkonsumsi gula

Berbagai penelitian juga menyimpulkan adanya hubungan antara pengeroposan tulang (osteoporosis) dengan pola makan banyak gula sejak usia muda. Gula bisa menggangu keseimbangan mineral dalam tubuh, sepertia fosfor dan kalsium, yang merupakan komponen penting tulang.

Agar gula tak jadi lawan bagi tubuh anak-anak, ada beberapa hal yang dapat dilakukan:
  • Jangan membiasakan anak mengkonsumsi makanan atau minuman manis. Usahakan ini dilakukan sedini mungkin sejak anak lahir.
  • Jangan dibiasakan membeli kudapan alias makan kecil yang manis, seperti permen, cokelat, es krim. Bukan berarti tak boleh sama sekali, tapi orangtua hendaknya membatasi jumlah dan frekuensi mengkonsumsinya.
  • Hidangkan makan berserat yang tak kelewat manis sebagai kudapan di rumah seperti bubur kacang hijau, ubi rebus, talas rebus, pisang rebus.
  • Usahakan agar kudapan yang dimakan anak tak mengubah pola makannya tiga kali sehari.
  • Hindarkan anak-anak dari makanan yang mengandung pemanis buatan.
  • Jangan biasakan anak ngemil kudapan manis saat ia asik nonton TV atau video (al/kmp)

Artikel Terkait