Kamis, 10 Oktober 2019

Sayur dan Buah Untuk Kesehatkan Reproduksi Wanita

Satu lagi manfaat makan sayur dan buah yang terungkap, yaitu menyehatkan sistem reproduksi kaum wanita. Fakta ini ditemukan dalam penelitian Michele R Forman dan kawan-kawan dari National Cancer Institute, Bethesda, Amerika Serikat, yang dilaporkan dalam American Journal of Clinical Nutrition, edisi November 2003.

Dari 20 responden yang terpilih, hanya 12 yang ikut sampai akhir penelitian. Mereka mendapat perlakuan diet karotenoid yang sama dalam tiga tahap selama tiga bulan. Ini untuk mendapatkan variabel data setiap siklus haid dari masing-masing tahap penelitian.

Pada tahap pertama (kontrol), responden bebas mengkonsumsi makan apa saja yang biasa mereka makan. Tahap kedua dan ketiga perlakuan, diet responden disusun sesuai kecukupan gizinya sesuai RDA, hanya saja kadar karotenoid dalam diet tersebut ditetapkan sebanyak 10 mg/hari dan berasal dari beberapa jenis sayur dan buah kaya karotenoid seperti kacang polong, wortel, brokoli dan saus tomat. Diet ini diberikan pada saat makan malam.

Menunya enak
Untuk mengurangi rasa bosan, diet disusun dalam beberapa jenis menu yang enak dan lezat. Selama dua tahap perlakuan ini, kondisi kegiatan responden dijaga agar tetap dalam kedaan isoenergetik.

Darah responden diambil pada beberapa fase dalam setiap siklus haid yaitu pada hari ke-1 dan ke 2 haid (fase haid), hari ke 4-6 (fase early follicular) serta pada hari ke 11 dari haid. Ditambah satu hari luteinizing hormone (LH) surge (fase late follicular), dan hari ke 7-8 sesudah LH-surge (fase midluteal).

Dari situ diperika kadar karotenoid plasma total, dan beberapa jenis karotenoid lain seperti lutein, anhydrolutein, lycopene dan phytofluene. Hasilnya kemudian dianalisa secara statistik untuk mengetahui signifikansi pangaruh masing-masing indikator.

Hasil penelitian menunjukkan diet karotenoid tersebut berpengaruh terhadap peningkatan kadar karotenoid plasma responden secara berarti. Pada tahap ketiga kadar karotenoid terendah pada fase haid dan memuncak pada fase late follicular (9%). Peningkatan kadar lutein (8-11%) dan anhydrolutein (15-35%) terjadi pada tiga fase terakhir setelah fase haid.

Sedangkan peningkatan kadar lycopene (12%) dan phytofluene (21%) terjadi pada fase midluteral. Tahap ketiga ini memberi gambaran utama pengaruh diet karotenoid terhadap kadarnya di dalam plasma.

Temuan data flusktuasi senyawa karotenoid pada beberapa fase dalam siklus haid tersebut sangat berarti dalam ilmu kesehatan. Hal itu akan menjadi dasar memperkirakan upaya pencegahan dan penanggulangan berbagai penyakit yang berkaitan dengan status karotenoid plasma pada wanita subur.

Fungsi karotenoid


Senyawa karotenoid dalam sayuran dan buah-buahan memiliki beberapa fungsi dan fisiologis yang vital bagi kesehatan. Pertama, yaitu betakaroten (salah satu jenis karotenoid) merupakan prekusor vitamin A yang secara enzimatis berubah menjadi retinol, zat aktif vitamin A dalam tubuh.

Kedua, betakaroten beserta senyawa lycopene, lutein, anhydrolutein dan lainnya, berfungsi sebagai antioksidan yang kuat untuk menetralisir keganasan radikal bebas, senyawa ganas dan sangat merusak sel-sel tubuh. Radikal bebas dianggap sebagai pemicu munculnya kanker dan berbagai penyakit degeneratif lainnya.

Fungsi tersebut sangat penting artinya karena dari banyak studi dilaporkan kaum wanita berisiko tinggi terserang kanker sistem reproduksi, seperti kanker mulut rahim, kandungan, dan payudara.

Ketiga, senyawa phytoestrogen dalam sayuran dan buah-buahan akan membantu tubuh wanita menjaga keseimbangan hormon esterogen dan progesteron. Kedua hormon tersebut berperan dalam sistem reproduksi wanita, seperti mengatur siklus haid dan kehamilan yang lebih sehat.

Bersama senyawa karotenoid tersebut, tentu saja zat-zat gizi lain seperti vitamin dan mineral dalam sayuran dan buah-buahan, akan lebih mengoptimalkan berbagai kerja dan reaksi vital dalam tubuh manusia.

Kapan mengkonsumsinya

Dilihat dari fungsi karotenoid tersebut maka konsumsi sayur dan buah harus diupayakan selalu tersedia dalam konsumsi sehari-hari.

Dengan dasar hasil penelitian Michele R Forman ini, kaum wanita disarankan meningkatkan kuantitas dan kualitas konsumsi sayuran dan buah-buahan untuk kesehatan reproduksi mereka menjelang fase midluteal, atau sejak hari ke 15 hingga fase haid tiba dalam siklusnya.

Fase midluteal merupakan fase persimpangan. Jika terjadi pembuahan sel telur maka hormon progesteron dan unsur-unsur vital pendukung kehamilan akan diproduksi. Namun, jika pembuahan gagal maka sel telur akan luruh dan hormon esterogen serta senyawa yang berperan dalam proses haid, akan diproduksi untuk memasuki siklus reproduksi berikutnya. (mh/kmp) 

Artikel Terkait