Selasa, 03 September 2019

Makan Sayur dan Buah Untuk Kesehatan Otak

Tidak tahan lama berkonsentrasi atau sulit berpikir, kehilangan mood, bahkan berpikiran pendek adalah gejala otak sedang loyo dan tidak segar. Akibatnya, hasil pemikiran sering tidak mencapai prestasi optimalnya.  Hal ini disebakan oleh banyak faktor. Salah satunya adalah karena kerusakan sel-sel otak.

Kerusakan sel otak dapat terjadi salah satunya karena polutan dan zat racun. Pencemaran lingkungan, tanah, air dan udara oleh berbagai polutan, terus meluas dan meningkat kualitasnya dari waktu kewaktu. Polutan seperti timah hitam, kadmium, mercuri, dan lain-lain yang terpaksa dikonsumsi, merupakan racun yang merusak sel-sel otak.

Dari beberapa hasil penelitian dilaporkan bahwa timah hitam terutama berasal dari asap kendaraan dan kadmium dari asap rokok. Semua ini berakibat serius pada mengecilnya ukuran otak janin dan menurunnya nilai IQ anak usia sekolah. Sedanglan gangguan pencemar merkuri di antaranya dilaporkan berakibat pada gangguan kejiwaan hingga kegilaan.

Gaya hidup

Kerusukan sel-sel otak juga bisa disebabkan oleh kebiasaan makan dan gaya hidup yang salah. Misalnya, terlalu sering mengkonsumsi makanan berkadar gula, garam dan lemak yang tinggi. Otak yang secara mendadak kebanjiran gula (glukosa) akan mengakibatkan sel-sel otak menjadi hiperaktif dan berakhir dengan depresi.

Menurut hasil penelitian di Massachuset Instituet of Technology, Amerika Serikat, diketahui bahwa kelompok anak usia sekolah yang biasa mengkonsumsi glukosa dari gula murni (seperti gula-gula, permen) memiliki nilai IQ 25 titik lebih rendah dibandingkan IQ kelompok anak usia sekolah yang mengkonsumsi glukosa dari makanan sumber karbohidrat kompleks seperti nasi, jagung, sagu dan gandum.

Sementara tingginya konsumsi garam dan lemak berakibat pada berkurangnya pasokan oksigen dan zat gizi yang dibawa darah, karena aliran darah terhambat oleh pengerasan (garam) dan penyempitan (lemak, kolsterol) pembuluh darah ke otak.

Selain itu, kebiasaan minum minuman beralkohol dan merokok tidak hanya mengakibatkan sel otak loyo tetapi juga mengering. Kedua kebisan buruk ini akan menyebabkan fluktuasi kerja otak sangat drastis dan secara bertahap berefek langsung pada perlambatan otak bereaksi dan mengingat sesuatu (pelupa), serta sering terganggunya kesadaran.

Kurang gizi

Menurut Dr Patrick Holford, ahli gizi dari Institute of Optimum Nutrition, Inggris,  vitalitas dan kesegaran otak  sangat tergantung pada masukan zat gizi dari makanan yang di konsumsi sehari-hari. Misalnya, untuk mengeluarkan energi (ATP) dari glukosa, sel otak memerlukan kerja sama sekitar 11 macam vitamin dan mineral

Kekurangan gizi akan berdampak sangat serius terhadap menurunnya kemampuan intelektual otak. Jika sedikit saja terjadi kekurangan vitamin dan mineral langsung efeknya terasa seperti sulit konsentrasi, mengingat dan berpikir, mudah cemas dan depresi, serta sulit mengatasi keadaan stres.

Zat-zat gizi yang diperlukan sel otak untuk mengeluarkan energi dari glukosa antara lain vitamin B kompleks, vitamin C, zat gizi besi dan magnesium. Sel otak juga memerlukan coenzim Q-10 untuk mengefisienkan penggunaan energi. Zat gizi tersebut dibentuk ada di dalam otak, tetapi prekusornya dipasok dipasok lewat makanan yang kita konsumsi.

Sayur dan buah
Untuk melawan, mempertahankan, dan melindungi dirinya dari polutan dan zat racun  perusak, sel otak memerlukan antioksidan seperti vitamin C, A, E, betakaroten, selenium (se), seng (Zn) dan zat-zat lain. Zat antikoksidan tersebut banyak terdapat dalam sayuran berwarna dan buah-buahan.

Karena itu diperlukan upaya terpadu dari berbagai aspek untuk meningkatkan kinerja intelektual otak. Upaya yang dapat dilakukan dari aspek gizi dan perubahan gaya hidup antara lain:
  • Batasi konsumsi gula (maksimal 10 sendok teh) garam (maksimal 30 gr) dan lemak (di bawah 25 % total energi) sehari.
  • Tinggalkan kebiasan minum alkohol, merokok dan mengkonsumsi psikotropika. Batasi konsumsi kafein yang tedapat dalam dalam minuman seperti kopi.
  • Konsumsilah beragam jenis bahan pangan dan variasikan menu sehari-hari, dengan pedoman empat sehat lima sempurna atau gizi berimbang.
  • Konsumsilah buah-buahan (menimal 150 gr), sayuran berwarna (minimal 300 gr), dan tempe (minimal 100 gr) dalam jumlah yang cukup setiap hari. Sebab semua itu merupakan sumber vitamin, mineral dan zat gizi vital lainnya yang diperlukan oleh sel-sel otak.
  • Biasakan sarapan pagi dengan makanan sumber karbohidrat kompleks, protein dan vitamin. Misalnya, nasi secukupnya, sepotong tempe, sebutir telur ceplok, sebuah pisang atau apel, dan segelas susu atau teh, sudah cukup memadai untuk persediaan energi otak sampai makan siang.
  • Berusaha menghindari paparan sinar matahari, ozon, asap kendaraan dan asap rokok, serta zat beracun yang mencemari lingkungan. (mh/kmp)

Artikel Terkait